Aku yang Tertawa
Oleh: M. Fahmi
Hihihi..
Tertawa aku tertawa
Melihat setiap buih, pernik, selaksa kisah
Kehidupan manusia
Yang bak gurau, Begitu aku melihatnya
Seperti serangkaian komedi
Di layar lebar saja
Entah. Mungkin lain lagi,
Bagaimana orang memandang
Tak apalah, ia sebut aku tak pernah serius
Menjalani setiap lembar sajak kehidupan
Atau seperti anak kecil saja
Yang masih setia membeli mainan
Di toko-toko terdekat;
Yang masih suka bermain dan belajar
Ke sana kemari;
Yang selalu gembira dan bersenang hati
Di tiap hari;
Yang masih belum mengerti perasaan.
"Cinta tak sebercanda itu, Kawan
Pun dendam, benci, juga amarah
Tak sebercanda itu, Kawan
Sebagaimana kebenaran dan kebathilan
Tidaklah sebercanda itu, Kawan," katanya suatu saat
Membuyarkan gurauanku
Dan aku, semakin terpingkal-pingkal saja
Mendengar setiap ungkapan seriusnya
Jujur saja
Saya telah melewati fase-fase semacam itu, Kawan
Saya hanya ingin serius
Dengan cara bergurau
Atau juga, saya hanya ingin bergurau
Dengan cara yang serius
Ahaha, kehidupan ini begitu indah, bukan, Kawan
Lihatlah, layaknya fiksi
Humorpun lahir dari sesuatu yang serius
Dan yang serius, sebetulnyalah juga muncul
Dari humor ringan, sederhana
Kehidupan tak perlu lah
Dibuat tegang dengan acara begini dan begitu
Kalaupun ingin tegang
Dengan cara bergurau saja
Hehe,
Tak perlu kita berburuk sangka
Apalagi menghina kemanusiaan
Toh, sejauh mana pengetahuan kita
Tentang kebenaran, dan kebathilan
Tidaklah penting mengurusi sesuatu yang tak penting
Cukupilah saja hidup ini
Kita isi dengan mengerjakan segala apa
Yang telah diperintahkanNya
Dan menjauhi segala
Yang menjadi laranganNya
Niscaya, kita kelak akan selamat
Oiya. Dan juga, jangan lupa
Untuk berhumor ria
Malang, 11 Maret 2016
Oleh: M. Fahmi
Hihihi..
Tertawa aku tertawa
Melihat setiap buih, pernik, selaksa kisah
Kehidupan manusia
Yang bak gurau, Begitu aku melihatnya
Seperti serangkaian komedi
Di layar lebar saja
Entah. Mungkin lain lagi,
Bagaimana orang memandang
Tak apalah, ia sebut aku tak pernah serius
Menjalani setiap lembar sajak kehidupan
Atau seperti anak kecil saja
Yang masih setia membeli mainan
Di toko-toko terdekat;
Yang masih suka bermain dan belajar
Ke sana kemari;
Yang selalu gembira dan bersenang hati
Di tiap hari;
Yang masih belum mengerti perasaan.
"Cinta tak sebercanda itu, Kawan
Pun dendam, benci, juga amarah
Tak sebercanda itu, Kawan
Sebagaimana kebenaran dan kebathilan
Tidaklah sebercanda itu, Kawan," katanya suatu saat
Membuyarkan gurauanku
Dan aku, semakin terpingkal-pingkal saja
Mendengar setiap ungkapan seriusnya
Jujur saja
Saya telah melewati fase-fase semacam itu, Kawan
Saya hanya ingin serius
Dengan cara bergurau
Atau juga, saya hanya ingin bergurau
Dengan cara yang serius
Ahaha, kehidupan ini begitu indah, bukan, Kawan
Lihatlah, layaknya fiksi
Humorpun lahir dari sesuatu yang serius
Dan yang serius, sebetulnyalah juga muncul
Dari humor ringan, sederhana
Kehidupan tak perlu lah
Dibuat tegang dengan acara begini dan begitu
Kalaupun ingin tegang
Dengan cara bergurau saja
Hehe,
Tak perlu kita berburuk sangka
Apalagi menghina kemanusiaan
Toh, sejauh mana pengetahuan kita
Tentang kebenaran, dan kebathilan
Tidaklah penting mengurusi sesuatu yang tak penting
Cukupilah saja hidup ini
Kita isi dengan mengerjakan segala apa
Yang telah diperintahkanNya
Dan menjauhi segala
Yang menjadi laranganNya
Niscaya, kita kelak akan selamat
Oiya. Dan juga, jangan lupa
Untuk berhumor ria
Malang, 11 Maret 2016