Ini, Tentang Sebuah Janji
Oleh: M. Fahmi

Pernah baca buku “The Secret” karya R. Bayrne? Buku itu mega best seller dunia, mampu menginspirasi serta mengevolusi pemikiran jutaan umat manusia. Di dalamnya ada rahasia-rahasia hidup yang dijalankan Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Muhammad, dan nabi-nabi lain serta tokoh-tokoh terkenal dunia semisal Albert Einstein dan orang-orang sukses lainnya. Di dalam buku itu disebutkan, “kita adalah apa yang kita pikirkan. Pikiran adalah energi paling dahsyat yang cepat atau lambat akan mewujud. Keberadaan pikiran adalah sesuatu yang tidak dapat disebut, namun nyata adanya.”

Kita harus berhati-hati dengan pikiran kita, sebab pikiran itu suatu saat akan mewujud. Kita hari ini—disadari atau tidak—ternyata merupakan perwujudan dari hasil pikiran kita di masa lalu yang telah mengendap begitu lama. Pikiran merupakan sebuah energi yang sudah terlanjur mengada dan tidak akan pernah mati; sekali kita lesatkan maka ia bagai anak panah yang  meluncur menuju sasarannya dan akan terus mengada dalam pengembaraannya yang kekal, hingga menemukan perwujudannya yang asli.

Segala hal yang kita pikirkan dan lakukan tak ubahnya sebuah aksi. Sedangkan akibat darinya dapat kita umpamakan sebuah reaksi. Semesta pun merespon semua yang kita lakukan. Hukum aksi-reaksi dan ketertarikan akan selalu berlaku pada apa pun yang kita kerjakan.  

Dengan demikian, sukses adalah sebuah pilihan, Kawan. Jika kita berpikir dan melakukan segala sesuatu untuk menuju kesuksesan, maka jalan itu pasti ada. Sukses merupakan sebuah keharusan! Orang hidup harus meraih kesuksesan. Sukses merupakan titik keberhasilan yang tidak pernah terpuaskan karena tidak ada titik akhirnya. 

Kawan, segala rintangan dalam perjalanan hidup hanyalah tikungan. Bukan jalan buntu. Keberhasilan sejati bukan berarti kesuksesan tanpa menemui kegagalan. Keberhasilan sejati didapat apabila kita kembali bangkit setiap gagal. Setiap kegagalan sejatinya mengandung benih kesuksesan. Thomas Alfa. E berkali-kali mengalami kegagalan. Tetapi ia tetap maju dan berhasil menemukan lampu pijar kehidupan. Orang bahagia adalah mereka yang mengemas kegagalan menjadi tenaga kesuksesan. 

Kawan, hidup yang indah bukanlah hidup yang tanpa rintangan, tantangan, dan hambatan. Hidup yang indah bukanlah hidup yang tanpa cobaan dan ujian. Tetapi sesungguhnya hidup yang indah adalah hidup yang dibumbui rintangan, cobaan, dan ujian serta kita mampu untuk mengatasinya, sehingga tercipta sebuah keberhasilan. 

Sukses paling cemerlang adalah sukses yang dicapai oleh orang-orang yang mampu menganalisis sebab-sebab kegagalan dan kekalahan. Mereka menarik pelajaran-pelajaran paling bermanfaat darinya. 

Memeriksa sebab-sebab kegagalan itu sendiri akan membawa seseorang mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikannya. Ia akan membuka ufuk, di mana jalan menuju kemenangan nampak jelas. Dengan cara ini, orang bisa menggunakan sumber daya pikiran dan energinya serta mengubah seluruh situasi dengan cara yang luar biasa. 

Memang, tidak selamanya harga diri diukur oleh materi, tapi kemiskinan bukanlah cita-cita kita dan bukan pula kehendak setiap orang. Untuk mencapai kesuksesan, seseorang harus bekerja seperti mesin, tanpa harus menjadi mesin.  Hanya ada satu jalan untuk bisa maju: melangkah ke depan. 

Katakanlah dengan lantang, “selamat datang masa depan!” Maka kita akan memperoleh energi yang tak ada hingga. Dan apa yang saya tulis ini adalah tentang sebuah janji. Janji merupakan komitmen pribadi antara tekad dan konsekuensi yang saling mengikat, diikrarkan penuh rasa tanggung jawab. Oleh sebab itu, saya ingin berjanji, “untuk urusan cinta, saya boleh gagal sekarang, tapi STUDI dan KARIRku TIDAK ADA KATA GAGAL, karena SUKSES akan mengundang CINTA yang lebih berkelas…!  Ahay J 

Itulah janji dan ikrarku, Kawan. Untuk sekarang, persetan dengan segala kerinduan. Aku harus membunuh dan mengubur dalam-dalam rasa rindu, sebab cinta (untuk saat ini) bagiku adalah pembodohan! Dan aku ingin melawan pembodohan itu dengan menulis, meng-iqro’i hidup, dan belajar. Apa-apa yang saya tulis ini semata-mata hanya untuk mengingatkan diri saya sendiri. Tapi ilmu itu tak akan pernah memberi faidah manakala disimpan sendiri. Bukankah begitu, Kawan? 

Hidup ini tidak bisa ditimbang dengan perasaan, Kawan. Mengapa? Sebab dengan pertimbangan perasaan, kita hanya akan dibawa hanyut dan larut dalam kesedihan, yang akhirnya menghancurkan diri sendiri dalam penderitaan. Perasaan akan menghancurkan energi dari semua pikiran yang telah kita bangun. Yakin, itu…! 

Studi dan karir adalah dua hal yang penting dalam hidup ini. Cinta akan datang dengan sendirinya pada saat di mana ia harus datang. Bila kita mampu meraih dua hal ini dengan hasil yang gemilang, maka kita akan memperoleh cinta yang berkelas tinggi, bukan cinta yang diperoleh secara cuma-cuma. Enyahkanlah perilaku galau, malas, dan melakukan sesuatu yang tak ada manfaatnya. Jadilah orang yang kuat, tangguh, dan tidak gampang cengeng. Belajar dan terus belajar adalah jalan menuju ruang kesuksesan. Fokuskan niat dan tujuan kita pada impian dan sambutlah masa depan…! 

Kawan, hidup jangan takut bermimpi. Bermimpilah sebanyak-banyaknya, sebebas-bebasnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, dan fokuskan pikiran kita pada mimpi itu, cepat atau lambat mimpi itu akan segera mewujud, sebab manusia adalah produk dari pikiran-pikirannya. Tidak ada yang tidak mungkin bagi manusia selama kemungkinan itu masih dalam batas kemanusiaannya. Manusia adalah makhluk yang paling dicintai dan disayangi oleh Allah, dan Allah selalu mengabulkan dan memberi yang terbaik kepada makhluk yang dicintaiNya ini, selama manusia tidak menyekutukanNya. 

Namun demikian, Allah tidak pernah menjanjikan bahwa langit akan selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar. Namun ketahuilah, bahwa Ia selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap do’a.  Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan haya sebatas jalan, dan dunia hanyalah hampiran belaka. Satu hal yang membuat kita bahagia adalah cinta dan kasih sayang. Satu hal yang membuat kita dewasa adalah masalah. Satu hal yang membuat kita hancur adalah putus asa. Satu hal yang membuat kita maju adalah usaha. Itu yang harus selalu kita ingat! 

Barangkali kita sudah lupa bagaimana awalnya sehingga saat ini kita bisa melangkah dengan kedua kaki. Ternyata dulu, melangkah itu sangat sulit dan kita pun jatuh. Kita menangis tetapi herannya setelah reda kita kembali mencoba melangkah lagi. Berkali-kali kita jatuh dan tidak juga jera. Sampai akhirnya pun kita berhasil melangkah. Demikianlah hingga kita bisa berdiri, berjalan, dan berlari. Bayangkan apa jadinya jika saat bayi dulu kita sudah mengenal kata menyerah dan berhenti berusaha pada saat kegagalan kita yang pertama? Tentunya kita tidak akan bisa berdiri. Kalau dulu kita sanggup menjadi sosok yang tangguh lalu ke manakah keberanian itu sekarang? 

Dan kita masih mengingat peristiwa hujan. Hujan, selalu mengajarkan kita di setiap tetesnya, kalau ‘jatuh’ itu sebenarnya tidak sakit. Tidak ada manusia yang tidak pernah jatuh, pun tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Jatuh untuk bangkit dan kemudian berjuang lebih giat lagi mungkin adalah satu-satunya obat penawar dalam meraih kemenangan berikutnya daripada putus asa dan kemudian mengutuk keadaan. Tapi kesedihan akibat dari jatuh itu akan tetap ada meskipun sifatnya sementara. Hanya mental sang juara yang bisa mengenyahkannya dalam seketika. 

Kawan, hidup hanyalah sebuah permainan. Seseorang yang tangguh dan mampu menyelesaikan semua permainan, maka ia akan menjadi Sang Juara. Banyak orang berkata bahwa air itu mengalir ke bawah, namun sesungguhnya ia sedang menuju puncak ketinggian. Di pusat panas yang sangat panas justru di situ ada titik dingin paling dingin. Ini juga adalah sebuah permainan yang kadang sulit kita pahami, tapi benar adanya, karena ia telah mengada dalam keberadaannya. 

Kawan, apa-apa yang kita perbuat untuk mensukseskan permainan hidup ini adalah perlawanan nyata. Biarkan ada pertumpahan darah dalam kata. Sejarah akan mencatat bahwa pena pun bisa lebih kuat dan tangguh dari pedang bermata buta. Jasad boleh rapuh dan mengabu ditelan bumi, namun apa-apa yang kita guratkan lewat pena akan menjadi nafas yang membaluri dalam kehidupan yang abadi, kelak. 

Memang, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, Kawan. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Tapi ketahuilah, bahwa kesempurnaan manusia itu ada dalam ketidaksempurnaannya. Indah, bukan? Justru dari kesalahan itulah kita dapat belajar untuk menuju kebenaran. Tolong koreksi pula kalau saya membuat kesalahan dalam menulis. Menulis, bagiku ya tidak ada bedanya dengan kebutuhan sholat, makan, minum, dan sebagainya. Hanya saja, dengan tulisan kemungkinan untuk menggapai makna hidup yang lebih tinggi bisa lebih terwakili. 

Namun demikian, kita jangan sampai melupakan maqolah, man qola bi aqilihi fahuwa dolun”, yang artinya: Barang siapa yang berfatwa atau berfikir dengan akalnya (saja) maka sesungguhnya ia tersesat. 

Pastikan ini adalah kebenaran yang kita cari berabad lamanya dalam keletihan, dan segera hilangkanlah segala keraguan. 

Semoga kita selalu diberi dan ditunjukkan yang terbaik dalam hidup dalam memerankan drama kehidupan ini. Teruslah merangkai cita dan cinta. Hidupkan hidupmu, sujudkan dzikirmu, iqro’i semua karya agungNya dalam alam raya yang Maha Akbar ini. Dan semoga hidayah, inayah, maghfiroh, dan keberkahan hidup dari Allah selalu dilimpahkan kepada kita, sehingga keselamatan, kesejahteraan, dan kesuksesan menyertai langkah kita. Kejarlah cita-cita, raih dan wujudkan mimpi-mimpi kita. Jalan masih panjang, Kawan. Harapan kita masih terbentang sangat luas, seluas bentangan langit dan hamparan samudra. Belajarlah dengan tenang. Selesaikan dulu studimu. Mantapkan cita-citamu…! 

Salam sukses selalu, Kawanku. Teruslah berkaya untuk sahabat, untuk bangsa, untuk cita, untuk cinta!

M. Fahmi
Tuban, 17 Ramadhan 1435 H