Apakah Kita Masih Seperti Dahulu? |
Saat pertama kali menjadi tanah
Yang lunak bagi segala jenis tanaman yang tumbuh
Yang lembut bagi air yang datang
Makna selalu terpendam
Dalam kebisuan tanah
Dalam halaman-halaman hari yang terlepas untuk kita temui
Dalam hening yang tak lagi tersentuh
Langkah kian menjauhi tanah
Mendekati bebatuan
Yang mengeraskan penglihatan
Mengeringkan mata air kalbu
Berkeping-keping
Waktu menggugurkan putik-putik usia
Kegamangan persimpangan jalan
Menyulut kembali api impian
Agar sesegera pulang pada tujuan
Namun, selalu saja tertinggal
Letih dalam remah-remah kisah
Menyisakan peluh kesah bagi kalbu
Yang tiada henti-hentinya
Menggali, mengeja
Kelembutan, kesunyian tanah
Tak sampai-sampai