Kutolak Cintamu, Bukan Karena Ku Tak Mencintaimu |
kasih
tahukah engkau mengapa akhirnya harus kukatakan
semua ini padamu?
ketahuilah, Tuhan yang dulu engkau agung-agungkan itu
yang dulu kau puja, kau sebut nama-Nya
hingga bibirmu kelu lewat zikir sepimu
kini telah terkubur di lembah-lembah mesum
cahaya-Nya berkarat tenggelam dalam minum-minuman laknat
suara-Nya terjepit di antara ingar bingar musik jalanan
sabda-Nya pun tak laku lagi dijual di rumah-rumah ibadah
bahkan di pasar loak!
Tuhan telah kau sulap menjadi buah-buah khuldi baru
yang siap engkau petik seenaknya, engkau isap, engkau makan,
dan engkau campakkan sisanya ke air comberan
Tuhan sudah lama mati terbunuh
engkaulah yang membunuh-Nya lewat janin-janin tak berdosa,
hasil hubungan gelap dengan pacarmu
Tuhan sudah lama mati kelaparan lewat derita orang-orang miskin
yang tak kau hiraukan lagi tangisnya
Tuhan telah lama pergi karena kau telah membuat-Nya cemburu,
lewat laku maksiat yang setiap saat kau lakukan
Tuhan telah lama tak ada karena kau tak pernah menganggap-Nya ada
Tuhan telah lama menghilang karena kau tak lagi membutuhkan-Nya
Tuhan telah engkau siksa, engkaulah yang memenggal leher-Nya,
kau cincang tubuh-Nya lewat amuk masa yang mengobarkan nafsu amarah
Tuhan telah engkau injak-injak lewat kekuasaan angkara murka
Tuhan telah kau tipu lewat omong kosongmu yang tak pernah kau kerjakan
Tuhan telah engkau potong lidah-Nya,
kau bungkam suara kebenaran-Nya
kemudian Tuhan engkau jadikan barang mainan anak-anak
yang terpajang di etalase-etalase toko di sepanjang jalan
dan kini, kau bebas menuhankan apa saja yang engkau suka
termasuk nafsu syahwat dan hawa kedaginganmu!
kasih
tahukah engkau mengapa akhirnya harus ku katakan semua ini padamu?
sebab, kini aku bukan lagi pribadi yang harus bisa menerima, juga menolak
karena cinta yang seperti itu mungkin hari ini sudah tak ada
orang-orang telah lupa, dan mungkin tak lagi mengingatnya lagi
apakah kau tak juga mengingat-Nya?
apakah kau tak juga merindukan-Nya?
kasih
ketahuilah,
cinta sudah lama mati bersama matinya hati nurani
cinta sudah lama menghilang bersama menghilangnya kesadaran
maka kutinggalkan nafsu dalam keyakinan hati
percayalah, justru aku sangat mencintaimu
itulah sebabnya,
kutolak cintamu bukan karena ku tak mencintaimu
Tuban, Juli 2016.
Mukhammad Fahmi.