Perihal Kepulangan


Baiknya.
Kita mempersiapkan kepulangan
dengan sebaik-baiknya.

**

Sampai kapan
kita dustai nurani.
Mari memulai lagi
menyayangi hati.
Yang merindukan kebenaran.

Sedia memperbaiki.
Dan menyucikannya.
Yang begitu rentan
dengan debu-debu.
Yang membuat segala
jadi kusam.
Yang senantiasa lekat.
Pada setiap persimpangan jalan.

Bumi sudah semakin tua.
Sedang lampu-lampu jalan
semakin hilang cahayanya
satu demi satu.
Mungkin suatu saat
akan hilang semua cahaya
lampu-lampu itu.
Hingga yang tersisa
hanya manusia-manusia
yang tak punya ilmu.

Di dalam kegelapan.
Orang tak mengerti jalan.
Dan bagaimana berjalan.

Sedapat mungkin.
Kita harus bisa pulang.
Dengan selamat, utuh,
dan damai, Sahabat.

Kampung halaman yang sejati,
sudah lama menunggu
dan merindukan
kedatangan hamba-hamba
kesayangan Tuhan.

Diketik dengan hape.
Kota Kediri, 02.12.2018.
#Ahad Koma Berkarya.
Mukhammad Fahmi.