Do'a (2)
Oleh: M. Fahmi

Begitu besar nian rahmat-Mu, namun begitu buruk kelakuanku. Begitu dekatnya Engkau dariku, namun begitu jauhnya aku dari-Mu. Ya, Allah, dosa telah menutup pandanganku. Mataku rabun meraba dalam gulita jiwaku. Engkau yang lebih mengetahui tentang semua hal dalam diriku. Amalku bukanlah sebuah jaminan. Engkau yang menentukan dalam setiap perjalanan ini. Setiap anggota tubuh ini tunduk, berharap dan bersaksi kepadaMu. Tiada yang lebih terang selain Engkau. Semuanya buram, karena setiap kegaiban memerlukan Irfan. Tiadalah engkau pada jarak kejauhan. Ya Allah, sungguh buta mata bathin ini, karena tiada melihat pengawasanMu.

Selamatkanlah aku dari segala sesuatu yang dapat menjauhkan aku dariMu, dari segala sesuatu yang tak Engkau ridhoi. Bantulah aku agar tidak mencintai dan mencari tempat bersandar abadi kecuali hanya kepadaMu. Ya Allah, bawalah aku mendekati rahmatMu, agar aku segera sampai kepadaMu. Tariklah aku ke dalam karuniaMu, karena aku tak akan pernah sanggup datang menghadapMu, kecuali karena karuniaMu juga.

Tuban, 24.01.2014
M. Fahmi

Kembara Cintaku
Oleh: M. Fahmi

semua--yang saat ini hanya bisa diam--kelak akan bicara pada waktunya
kelak semua akan bicara dan dibicarakan pada waktunya
semua yang terlihat akan melihat
semua yang terdengar akan mendengar
semua yang mati akan hidup
tak ada yang hilang
bahkan mimpi-mimpi sekalipun
semua tercatat dalam sebuah "buku"
semua muncul menjelma dalam wujud nyata
kita adalah semua, semua adalah kita, semua untuk semua
kita adalah satu, satu adalah kita
satu untuk semua, semua untuk satu
sementara Engkau -yang satu- terus bekerja,
merangkai kata dan cerita hingga menjadi untaian sejarah,
di sini jiwaku semakin asing
kugenggam erat-erat janjiMu yang termaktub dalam Al-kitab,
kubawa berlari dalam bayangan kapal nabi Nuh,
di atas lautan manusia
betapapun,
di sini aku selalu berharap
Engkau masih setia menunggu di ujung waktu
sebab hanya Engkaulah akhir dari kembara dan cintaku!

Tuban, 21.01.2014
M. Fahmi

Do'a
Oleh: M. Fahmi

Ilahi,
jadikan aku manusia yang tegar
laksana batu gunung
yang tak lekang diterpa panas dan hujan
jadikan aku manusia kuat seperti batu karang di pantai
yang tak goyah oleh terpaan ombak dan badai lautan
jangan jadikan aku manusia cengeng
yang gara-gara putus cinta menjadi cempreng,
seperti kaleng rombeng
aku percaya,
Engkau lebih suka kepada hambaMu yang kuat
dan membenci kelemahan
Ilahi,
jadikan cintaku yang terbesar hanya kepadaMu!
jadikan pula aku orang yang selalu bisa berdzikir,
bisa bersabar,
bisa mensyukuri segala nikmatMu,
dan tetap bisa beribadah kepada Engkau
jadikan pula aku orang besar;
besar di mata manusia,
tapi tetap kecil di mata Engkau dan kecil di mataku sendiri

Tuban, 20.01.2014
M. Fahmi



Aku Ingin
Oleh: M. Fahmi

aku ingin
hadir apa adanya di dunia ini
sebagaimana keberadaan air, angin, api, dan tanah
yang ikhlas untuk apa mereka hadir
aku ingin
jalani hidup ini seperti air, untuk apa ia mengalir;
seperti angin, untuk apa ia bertiup;
seperti api, untuk apa ia membakar;
atau seperti diamnya tanah yang setia memberi kesuburan pada bumi
aku ingin
hadir, sebagaimana aku yang aku impikan!

Tuban, 20.01.2014
M. Fahmi

Bacalah Air Mataku
Oleh: M. Fahmi

Kekasih
maaf sebelumnya,
telah lancang menulis surat ini padaMu
sebab aku tak tahu lagi harus bagaimana,
selain menceritakan ini semua padaMu
aku yakin,
Kau pun sebetulnya telah mengerti
tapi tak apalah
aku akan menceritakan kerinduanku dengan kata-kata biasa:
Kekasih
sambutlah aku
tataplah mataku
dengarlah suaraku
dengarlah dadaku
namun seperti biasa;
sekian banyak yang ingin kukatakan tak terkatakan
sekian banyak yang ingin kuadukan diambil alih oleh air mataku
Kekasih
jika itu yang terjadi
bacalah air mataku!

Tuban, 17.01.2014
M. Fahmi

Pintu RahasiaMU
Oleh: M. Fahmi

aku telah mencariMU
ternyata ENGKAU sangat dekat;
tak lebih dari urat leherku
KAU bukakan sedikit pintu rahasiaMU padaku,
adakah aku masih juga ragu?
sekarang katakan,
ke mana lagi aku akan berlari bila seluruh pintu ini sebetulnya milikMU?
rahasiaMU yang ada pada diriku adalah bukti cintaMU atas segala yang ENGKAU cipta
ketiadaanku nanti bukanlah suatu kehampaan yang sia-sia
di sana aku akan menemukan keabadian bersamaMU sehingga tak perlu lagi ada batas di antara KITA

Tuban, 15.01.2014
M. Fahmi

PERNYATAAN (1)
Oleh: M. Fahmi

Kekasih, kugenggam erat-erat firmanMu
kubawa berlari,
berlari
dan berlari..
betapa pun
di sini
aku selalu berharap
Engkau masih setia menunggu
di ujung waktu
sebab, hanya Engkaulah
akhir dari kembara cintaku!....

Malang, 07.05.2014
M. Fahmi


PERNYATAAN (2)

.sementara Engkau selalu berfirman
di dalam hati
di sini, jiwaku semakin luas
akan firmanMu
yang benar nyatanya
Kekasih, hanya firmanMu
yang melahirkan langkahku,
ucapanku, pengawasanku,
pendengaranku, rasaku.

Malang, 08.05.2014
M. Fahmi


PERNYATAAN (3)

.hari demi hari: firmanMu
kini waktuku
mengambil peran
memunguti firmanMu
dalam semesta akbarMu
aku adalah segala kesadaranku
atas firmanMu;
memberanikan diriku
memutuskan segala apa.

Malang, 09.05.2014
M. Fahmi


PERNYATAAN (4)

.dan lagi,
biar bagaimana pun,
apa pun yang terjadi
Engkaulah Kekasih abadi,
Cinta hakiki; tak pernah
lekang diterpa batasan ruang
juga waktu,
tempat bersandarku
selamanya
sebab,
bahagiaku
adalah bersamaMu.

Malang, 20.05.2014
M. Fahmi


PERNYATAAN (5)

.Kekasihku,
segalanya tentangMu,
selalu,
sebab,
memang Engkaulah
segalanya
tak akan ada
yang lain;
mampu goyahkan rasaku.

Surabaya, 23.05.2014
M. Fahmi


PERNYATAAN (6)

.di sini,
nyata terbukti
di depan mata
perjuangan para kekasihMu
tak setengah-setengah;
saling mengukir cinta
untuk dapatkan
kasihMu
lalu masihkah aku ragu?....

Tuban, 23.05.2014
M. Fahmi

Aku dan Puisi-puisiku
Oleh: M. Fahmi

seberapa kuat kata yang hendak merobekku?
pada belantara yang lebih luas, retorika zaman yang semakin ganas
kebebasan logika pemikiran manusia berusaha mengacak-acak imanku
merobohkan islamku, menginjak-injak keyakinanku
berbagai ideologi terbungkus rapi, semakin saja membutakan penglihatanku,
mendungukan telingaku, membekukan rasaku
puisi-puisi yang tak ku kenal begitu lancang menghapus sedikit demi sedikit firman Tuhan
kata-kata yang entah lahir dari peradaban mana berusaha mengganti Ketuhanan yang Maha Kuasa sebagai keuangan yang maha kuasa
lalu filsafat demi filsafat semakin memandang agama sebagi candu

kata, begitu kuat  berkuasa di media
sanggup mengubah dingin menjadi panas, merekayasa kedzaliman menjadi kebaikan, menyulap kebohongan menjadi kebaikan, dan seperti yang lain

di saat lautan manusia berselimut kata
bumi menjadi saksi atas ketidakhadirnya ruh di setiap untai kata
kata terus mengalir biarpun tanpa sukma
puisi-puisi terus saja lahir biarpun tanpa gerak yang nyata

akupun dengan sisa-sia imanku mencoba bertahan
tapi, puisi demi puisi masih saja ku tulis, walau sebenarnya masih ada sekian keraguan yang mendekap
aku pun terbangun dari lelapnya puisi dan kata
lalu seorang kawan yang telah lama ku rindu datang menyembuhkan lukaku
dengan lembut ia bertutur, Kawan, tidakkah kau ingat, bahwa Allah telah memperingatkan para penyair dalam firmanNya?
penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang dungu
tidakkah kau lihat, mereka menenggelamkan diri dalam sembarang lembah khayalan dan kata
dan mereka suka mengajarkan yang tak mereka kerjakan
kecuali mereka yang beriman, beramal baik, banyak mengingat dan menyebut asma Allah, dan melakukan pembelaan ketika didzalimi
begitulah kawanku bertutur
kembali menarik kesadaranku yang telah lama hilang

di balik puisi-puisiku aku terdiam
sejenak, ku lihat puisi-puisiku berserakan di sana-sini
lalu dengan lirih hatiku membisik
“Ilahi, maafkan puisi-puisiku
selamatkanlah aku dari lautan kata-kata
jagalah kata-kataku
selamatkanlah pusi-puisiku”

Malang, 07.02.2014
M. Fahmi



Segenggam Asa
Oleh: M. Fahmi

yakin merayap ragu
hitam-putih menyatu dengan waktu
melalui sekat-sekat rimba
mewujud abu-abu
pagi bungkam seribu bahasa
parade wajah-wajah penuh harap
melayang
tutupi sinar mentari
di sini keangkuhan tunduk
pada ketawaduan
segenggam asa
temani sepi, di hadapannya
mulutpun tak bisa ungkapkan
sebersitpun
karena hati yang lebih jujur
yang akan menyibak tirai nurani
ketika kesempatan
telah berikan waktunya
aku pun sanggup bertemu dengan kesiapan

Jombang, 10 Januari 2012
M. Fahmi

Menyentuh Langit Cinta-Mu
Oleh: M. Fahmi

seberapa tajam cadas yang hendak merobekku
di sini, waktu menjadi jurang
tempat menampung segala asa berpintalan sebelum akhirnya pecah dalam darah
aku ingin pulang
aku ingin pulang pada asap yang mengalir dari rindu-Mu Allah
membiarkan angin menjemputku dan cahaya mendekapku yang akan segera kembali menyala saat langit cinta-Mu berhasil kusentuh dengan jemari air mata
mungkin juga guntur akan segera tumbuh pada lipatan doa yang membias dari ketinggian harapku
namun, saipa kini yang berani mengganti kerinduanku pada serak nafas-Mu yang Kau kirim jauh sebelum aku lahir dari garba ibu?
kunyalakan lilin pada sela-sela tulang rusukku
membiarkan seluruh darah daging mendidih mematangkan rindu, cinta, dan air mata lewat doa yang bergelantungan di ranting-ranting malam panjangku
sujudku barangkali hanya sebatas diam
menampung keluh kesah yang Kau kirim dalam selembar rindu yang jadzab oleh jumpa paling jeram

Jombang, 24 April 2012
Al-Faqir ilallah